Laman

Senin, 02 Januari 2012

hari kiamat atau pralaya dalam agma hindu





HAri KIAMAT
ato PRALAYA (dlam Hindu)



Pralaya dalam pandangan Hindu

Dalam agama Hindu tak dikenal istilah hari kiamat seperti yang dikenal oleh rumpun agama-agama Abrahamistik. Tetapi setiap penciptaan selalu ada awal dan juga akhir (stiti, utpeti, pralina). Agama Hindu mengenal istilah Mahapralaya. Dalam Upanisad dianalogikan Tuhan mencipta dan mengakhiri ciptaannya seperti laba-laba yang menebar dan menarik jaring-jaring dari dan ke badannya. Semuanya berjalan sesuai hukum alam. Ini berarti kelahiran dan kematian (musnah) bisa terjadi kapanpun sesuai dengan hukum alam. Dan ini terjadi berulang-ulang.

Pralaya merupakan sinonim dari Samhara, satu dari 5 fungsi Siwa. Pralaya (Sanskrit) artinya adalah berakhir, menyerap kembali alam di akhir jaman/kalpa; penghancuran dan Mati. Pralaya di terminologi Hindu:

Pertama. Nitya pralaya berarti tidur, arti yang lebih luasnya adalah mati, terjadinya kematian tubuh.

Dua. Laya atau Yuga Pralaya, di akhir Maha Yuga (4 yuga), terjadinya banyak sekali kematian (misalnya perang, gempa dll).
Tiga. Mavantara Pralaya, terjadi di setiap mavantara, jadi sebanyak 14 mavantara, berupa banjir besar yang mendahului adanya Manu ‘manusia’.

Empat. Dina (hari) Pralaya atau Naimittik Pralaya atau pralaya, terjadi di akhir kalpa (1 hari penuh Brahma = 1000 Maha yuga), hancurnya semesta, sorga dan neraka (3 dunia: bhur, bhuwah, swaha).

Lima. Mahapralaya, terjadi di akhir Maha Kalpa (100 Kalpa), atau di akhir usia Brahma, di mana 14 Dunia, 5 elemen (tatwa) 3 sifat (triguna) musnah. Jadi seluruh Brahmanda (telur yang mengembang, semesta dan segala isinya termasuk para deva) diserap kembali oleh Brahman.

Enam. Aatyantika Pralaya, ‘tercapainya perjalanan jiwa lepas dari roda samsara’, khusus arti yang ini, maka waktu terjadinya adalah relatif.

Tujuh. Filosofi Samkya menyatakan bahwa pralaya berarti ‘kosong, tiada apapun, keadaan yang dicapai ketiga triguna (satwam, rajas, tamas) berada pada kondisi yang seimbang, arti no 6 ini merupakan sinonim dari no 5. Waktu terjadinya adalah relatif.
Jadi sejarah bumi saat ini berada di jaman Kaliyuga ke-28 pada tahun Brahma ke 51. Jaman Kaliyuga ini di mulai pada Februari 3102 SM (Manusmrithi 1:64-80; Surya Sidhantha 1:11-23) dan berakhir di 432.000 tahun kemudian.

Dalam ilmu fisika modern Letak matahari diperkirakan 150.000.000 kilometer jauhnya dari bumi. Sinar matahari akan sampai ke bumi dalam waktu 8 menit 20 detik. Para fisikawan telah menghitung energi matahari yang dipancarkan sama dengan 5,7×1000.000.000.000.000.000.000.000.000 kalori per menit dan mampu menyala selama 50 miliar tahun. Dengan demikian, waktu menyala bagi matahari juga terbatas dan pada suatu hari nanti, matahari tidak akan bersinar lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar