Laman

Kamis, 22 Desember 2011

Diduga Korban Kapal Tenggelam di Prigi
16 Mayat ''Bertebaran'' di Perairan Bali
Denpasar (Bali Post) -
Sebanyak 16 mayat, Kamis (22/12) kemarin ditemukan mengapung di sejumlah perairan di Bali. Diduga mayat yang telah membusuk tersebut merupakan korban kapal tenggelam yang ditumpangi imigran asal Timur Tengah. Kapal sarat penumpang tersebut tenggelam di perairan Prigi, Trenggalek, Jawa Timur (Jatim), beberapa hari lalu.
Mayat tersebut di antaranya ditemukan di pantai Bali Cliff Ungasan, Nusa Lembongan, Pantai Batu Bolong, dua jenazah di Pulau Serangan, dan dua jenazah di Pantai Canggu, Kuta Utara. Kesembilan jenazah imigran itu sudah dievakuasi dan dikirim ke RS Sanglah. Hal ini disampaikan Dir. Pol. Air Polda Bali Kombes Pol. Agoes Doeta Soepranggono, Kamis (22/12) kemarin. Kombes Agoes Doeta menjelaskan, penemuan jenazah tersebut tersebar di sejumlah titik. Penemuan jenazah di beberapa lokasi itu berlangsung sejak pukul 06.00 wita. Pencariannya sempat dihentikan, kemudian dilanjutkan pukul 14.00 wita.
Sementara itu, dua mayat di perairan Klungkung ditemukan oleh warga di perairan Lembongan, Nusa Penida sekitar pukul 08.30 wita yang kemudian dilarikan ke Puskesmas Jungutbatu, Lembongan dan mayat kedua ditemukan di perairan sekitar Karangdadi, Kusamba, Dawan, Klungkung, pkl. 14.30 wita. Mayat kedua ini dilarikan ke RS Klungkung.
Kapolsek Nusa Penida AKP Ketut Sutaman menyebutkan, mayat yang ditemukan di perairan Lembongan dilihat pertama kali oleh warga setempat, Ni Putu Wartini, dan suaminya, Wayan Wage. Mayat laki-laki yang diperkirakan memiliki tinggi badan sekitar 191 cm itu ditemukan dalam kondisi telanjang bulat dan mengapung di permukaan air.
Sementara di perairan Karangasem ditemukan lima mayat. Satu mayat ditemukan di pantai Mimba, Padangbai, satu mayat di pantai Yeh Betel, Antiga, satu lagi di pantai Candidasa dan beberapa lagi di pantai lainnya. Kondisi mayat sama, yakni dalam kondisi membusuk.
Polres Karangasem AKP Made Wartama seizin Kapolres AKBP Jefri Torunde, kemarin, mengatakan penemuan mayat terjadi mulai siang hingga sore. Ada yang ditemukan secara tak sengaja oleh nelayan, ada juga dari upaya pencarian oleh Tim SAR. ''Salah satu yang ditemukan di Candidasa bernama Jais Husaen (43) berkebangsaan Timur Tengah,'' ujar Wartama.

Jadi Tersangka
Sementara itu, dua nakhoda kapal pembawa imigran gelap asal Timur Tengah yakni Bambang (40) dan Nuryanto (36) ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus tenggelamnya kapal itu di Pantai Prigi, Trenggalek pada Sabtu (17/12) lalu. ''Ya, keduanya menjadi tersangka sesuai hasil pemeriksaan Bareskrim Polri yang didukung Polda Jatim,'' kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol. Rachmat Mulyana di Surabaya, Kamis malam kemarin.
Ia menjelaskan, Bambang merupakan nakhoda dan pemilik kapal ''Barokah'' yang tenggelam itu, sedangkan Nuryanto merupakan nakhoda dan anak buah Bambang. ''Kedua warga Popoh, Tulungagung itu ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan keterangan empat saksi,'' katanya.
Ditanya tentang dugaan keterlibatan tiga oknum TNI dari Koramil Besuki, Tulungagung dan seorang oknum PNS Koramil Kedungwaru, Tulungagung, ia menyatakan, mereka bukan kewenangan penyidik Polri. ''Kami tidak berwenang, karena itu kami sudah menyerahkan pemeriksaan terkait dugaan keterlibatan mereka kepada Denpom Madiun,'' katanya.
Tiga oknum TNI anggota Koramil Besuki yang diduga terlibat berinisial Peltu S, Praka K, dan Praka KA. Namun sumber lain menambahkan, seorang oknum TNI dari Kodim Sampang, Madura, yakni Serka Mk juga diduga terlibat.
Sementara itu, penerima ''order'' pemberangkatan ratusan imigran asal Timteng dari pantai Popoh adalah PNS Koramil Kedungwaru berinisial BS dengan imbalan Rp 10 juta untuk menyiapkan kapal yang mengantarkan para imigran dari pantai Popoh ke tengah laut.
Sebagai uang muka, BS mendapat bayaran Rp 7 juta, termasuk menyiapkan tenaga keamanan yang menjamin semua aktivitas penyelundupan berjalan lancar. Lalu BS menunjuk tiga anggota Koramil Besuki yang membawahi pantai Popoh untuk mengamankan lokasi. Ketiganya masing-masing mendapat bayaran Rp 3 juta.
BS pula yang memilih kapal Barokah milik Bambang untuk dijadikan perahu pengangkut. Bambang disebutkan menerima bayaran Rp 10 juta untuk layanan dua kali bolak-balik ke tengah laut.
Sebelumnya, Kapolda Jatim Irjen Pol. Hadiatmoko menyatakan pihaknya tidak menangani masalah pidana dalam kasus tenggelamnya kapal imigran gelap itu, karena hal itu ditangani langsung oleh tim Bareskrim Polri yang sudah tiba di Jatim. Namun, Polda Jatim juga membantu tim Bareskrim Polri itu. (kmb/ant)

[ Kembali ]
•     PNI Marhaenisme Tegas Tolak Geothermal
•     Stikom Bali Raih ''The Best Campus''
•     Upacara "Bumi Sudha", Upaya Harmoniskan Alam
•     Sesuai Permendagri,Penyetopan HGB Tiara Grosir
•     Belum Optimal,Pengelolaan Desa Wisata
•     ''Underpass'' Dewa Ruci ....Ditarget 18 Bulan
•     Optimalkan Koter

Tidak ada komentar:

Posting Komentar